Hubungan ASI Ekslusif dan Satus Imunisasi dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2023

Kejadian stunting di Indonesia semakin meningkat disebabkan karena asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, kurang lengkapnya imunisasi pada bayi sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Pada tahun 2022 didapatkan bahwa kejadian stunting terbanyak dipuskesmas Andalas memiliki prevalensi stunting tertinggi di kota Padang mencapai 656. Tujuan penelitian ininunutk mengetahui hubungan ASI ekslusif dan satus imunisasi dengan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2023.
Metode penelitian kuantitatif desain cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2023 pengumpulan data pada tanggal 19 Juni sampai 10 Juli 2023. Populasi dalam penelitian ini anak balita usia 12-59 bulan berjumlah 264, pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 73 responden. Data dianalisis secara univariat dan bivariat mengunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56.2% anak balita memiliki kejadian stunting. Sebanyak 57.5% anak balita tidak diberikan ASI ekslusif, sebanyak 60.3% anak balita status imunisasi tidak lengkap. Berdasarkan uji chi-square didapatkan hasil p value ASI ekslusif (p=0,000), status imunisasi (p=0,005).
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan ASI ekslusif dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59 bulan. Saran bagi pihak puskesmas dan penanggung jawab kesehatan ibu dan anak (KIA) agar dapat lebih meningkatkan sumber informasi untuk ibu balita tentang kejadian status gizi pada anak dan faktor penyebab kejadian stunting pada anak balita dan faktor apa saja yang dapat membuat terjadinya stunting dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan secara berkala dan dengan membagikan leaflet atau menempelkan poster di puskesmas tentang pentingnya untuk dilakukan pemeriksaan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59 bulan.